SUATU KETIKA, bertahun-tahun yang lampau, Keledai dan Unta bersahabat baik. Majikan mereka seorang kejam. Ia selalu memperlakukan mereka dengan kasar. Mereka selalu sibuk membawa barang-barang muatan ataupun orang.
Suatu hari mereka memutuskan untuk meninggalkan majikan mereka. Mereka berlari sampai tiba di padang yang hijau, jauh dari kandang tua mereka. Mereka menemukan sebuah gua dan tinggal di sana.
Mereka hidup bahagia di padang itu. Di sana banyak rumput dan air. Dan di sana tidak ada muatan dan majikan kejam. Keledai tumbuh cepat dan gemuk. Suatu hari ia berkata temannya, si Unta, "Aku sangat gembira dan bahagia di sini. Aku ingin berteriak dan menyanyi."
Temannya menjawab, "Tidak maukah kau diam dan tenang?
Jika kau menyanyi, seseorang mungkin mendengar dan melaporkan kita ke majikan."
Selama beberapa saat, Keledai setuju dan tetap tenang. Tetapi ia sangat ingin bernyanyi, sehingga ia melupakan nasihat temannya. Ia mulai menyanyi. Seseorang mendengarnya dan segera melapor kepada majikan mereka. Mereka kemudian ditangkap.
Dalam perjalanan pulang, si Keledai jatuh sakit. Siang majikan meletakkan dia ke punggung Unta. Tentu saja Unta marah sebab Keledai tidak mau mendengarkan nasihatnya. Ia menjadi semakin marah, ketika harus membawa keledai. Ketika ia melalui jalan yang curam dan berbatu, ia mulai bergoyang dan membuat gerakan aneh. Si Keledai ketakutan, maka ia bertanya pada temannya, "Apa yang sedang kaulakukan?"
"Aku sedang menari," jawab Unta dengan tenangnya.
"Apakah ini saatnya untuk menari?" tanya Keledai.
"Ya," jawab Unta, "sama halnya ketika kau bernyanyi!" Unta terus berjalan goyang dan menyepak-nyepak sampai si Keledai terjatuh di bebatuan dan terluka.
Sumber: Majalah Bobo, no.37 - 24 Desember 1988
0 comments:
Posting Komentar