Selasa, 20 September 2011

SURAT UNTUK PAMAN

UNTUK sementara waktu, Ayah harus istirahat. Ia tidak boleh bangun dari ranjangnya. Sedang Ibu nampak begitu repot. Sebab selain merawat Ayah yang sakit, Ibu kini mengganti tugas ayah mencari uang. Untung ada juga ibu-ibu yang menjahitkan pakaiannya pada Ibu. Lalu, Ibu pun lupa menulis surat untuk Paman.


Karena Ibu semakin sibuk dan tak punya waktu sedikitpun untuk menulis surat, maka Dino disuruhnya untuk menulis surat. Dino saat itu baru kelas IV SD. Sekali pun dia belum pernah menulis surat.


"Dino belum mampu, Bu! kata Dino beralasan.


"Semua kan harus di coba, Din! Pekerjaan apa pun sulitnya harus dicoba. Kalau belum apa-apa sudah bilang tak mampu. Bagaimana akhirnya kau bisa menulis surat?" kata Ibu menasihati.


"Kan lebih baik Ibu. Tulisan Dino masih seperti cakar ayam. Nanti kalau Paman tak mengerti kan repot juga!" elak Dino.


"Ibu semakin sibuk, Din! Cobalah, Ibu yakin, Dino bisa," kata Ibu memberi semangat.


Ibunya kemudian memberikan penjelasan mengenai pekerjaannya. Masalah yang ia hadapi dan sebagainya. Dino terdiam. Ia mulai berpikir. Kalau menolak perintah Ibu, tentu kasihan Ibu. Kata Pak Guru, tak baik menolak perintah orang tua.


"Baiklah kalau begitu, Dino akan menulis surat untuk Paman. Tapi bagaimana isi surat itu, Bu?" tanya Dino.


Ibunya yang sedang sibuk menjahit menjawab, "Katakan seperti keadaan kita saat ini ...."


Dino tak lama kemudian sibuk menulis surat. Satu, dua sampai tiga kali dirobeknya surat yang dibuat. Dino tak puas dengan isi surat dibuatnya. Memang tak gampang menulis surat, pikir Dino. Walau demikian ia tak putus asa. Setelah mengalami kegagalan, akhirnya Dino pun berhasil. Ia lega setelah suratnya selesai. Ibu tak perlu repot-repot menulis surat. Sebab pekerjaannya memang banyak menyita waktu.


Selang beberapa hari datang Pak Pos dan Wesel Pos ke rumah Dino. Surat itu balasan dari Paman.


"Bu, Bu .... surat dari Paman!" teriak Dino, memberikan amplop dan selembar wesel pos pada ibunya.


Sesaat ibunya menghentikan pekerjaannya. Setelah membuka amplop dibacanya surat dari paman Dino itu. Betapa ibu Dino tercengang setelah selesai membaca.


"Aduh, Dino ... Dino ..." seru Ibunya, "Kau bilang apa pada pamanmu?" kata Ibu penuh penyesalan.


"Ya, Dino bilang seperti keadaan kita waktu Ayah sakit!" kata Dino polos.


"Ya, ampun!" seru ibunya malu, karena paman Dino mengirim sejumlah uang. Padahal maksud Dino, supaya paman Dino itu datang dan menggantikan pekerjaan Ayah untuk sementara waktu.


"Dino kan tahu, pamanmu lagi menganggur sekarang! Jadi .... tentu saja ia tak punya uang. Dan wesel itu ... 




Bersambung

0 comments:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | 100 Web Hosting
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...