Memang dalam kehidupan sehari-hari Tika amat manis. Oleh sebab itu mama Nia selalu menyebut Tika sebagai gadis cilik yang manis.
"Coba lihat Tika! Nah, kelihatan manis kan?" kata Mama suatu hari. Ketika Tika datang bermain ke rumah Nia. Ketika itu Nia baru bangun tidur. Jadi Nia tak semanis Tika.
Sekarang Nia sudah mandi dan bersiap-siap ke rumah Tika. Kebetulan Tika sudah datang.
"Halo!" Sapa Nia. Tika tersenyum dan mendekati temannya.
"Sudah siap?" tanya Tika.
"Sudah. Katanya Tika punya boneka baru ya?
"Iya!
"Siapa yang belikan?" tanya Nia.
"Beli sendiri dong!" jawab Tika, sambil tersenyum bangga.
"Kalau begitu Tika banyak duit ya. Dari mana uang sebanyak itu? Kan Tika tidak kerja?" tanya Nia penuh selidik.
"Yaaa ... dari menabung!" jawab Tika lincah.
Sesaat Nia berpikir. Selama ini Nia memang tak pernah menabung. Uangnya selalu habis untuk jajan disekolah.
"Kalau begitu Tika tak pernah jajan dong?" tanya Nia.
"Pernah!" jawab Tika. Matanya berbinar-binar melihat sahabatnya penasaran,
"Tika juga jajan. Tapi tidak semua. Sebagian uang Tika ditabung."
"Oh! seru Nia baru mengerti, "Jadi Tika tidak membelanjakan semua uang saku?"
"Dong ... eh, iya dong!" jawab Tika jenaka. Mereka berdua tertawa. "Yuk, ke rumah! ajak Tika setelah berbincang-bincang.
Gadis yang manis itu berlari kecil, diikuti oleh Nia dari belakang. Rok Tika melambai-lambai. Begitu pula rambutnya yang diikat rapi.
Pada waktu bermain-main boneka. Nia bertanya pada Tika.
"Kenapa rambut bonekamu di kuncir?"
"Supaya kelihatan manis dong!" jawab Tika.
"Kenapa ada sikat gigi juga!" tanya Nia.
"Supaya gigi bonekaku tetap sehat!" jawab Tika sambil mengayun-ayunkan bonekanya dengan sayang. Nia mengawasi temannya terheran-heran.
"Apakah bonekamu kau mandikan juga? tanya Nia sambil menatap keheranan. Tika menatap temannya tak mengerti. Ia kemudian tersenyum dan jawabnya,
"Tidak sih! Nanti boneka Tika rusak."
"Tapi, kenapa Tika sediakan sikat gigi di sebelah tempat boneka itu?"
"Yaaa ... kata Mama biar Tika ingat selalu pada kebersihan. Berapa kali Nia gosok gigi?" Tika lalu bertanya.
"Satu kali!" jawab Nia.
"Wah!"
"Mengapa wah?" tanya Nia.
"Dua kali dong! Pagi dan malam sebelum tidur ..." Tika menjelaskan.
Nia terdiam. Ia ingat mamanya yang selalu memperingatkannya. Nia bertanya lagi.
"Tika mandi berapa kali?"
"Ya dua kali!"
"Kalau begitu Nia salah," kata Nia terus terang. "Nia mandi cuma satu kali. Kalau Mama memandikan baru dua kali ..."
"Kalau begitu Nia salah," kata Nia terus terang, "Nia mandi cuma satu kali. Kalau Mama memandikan baru dua kali ..."
"Hiiii ...." Tika cekikikan. Geli melihat temannya, "Kenapa masih dimandikan?"
"Tika mandi sendiri?"
"Iya!"
"Kalau begitu Nia harus gosok gigi dua kali. Mandi sendiri. Apa Tika berdandan sendiri?"
Tika mengangguk, "Cuma kalau sulit ya dibantu Mama." jawab Tika bersemangat.
"Oh, begitu ya?!
"Iya!"
Nia tersenyum. Ia ingat mamanya yang selalu memberi nasihat supaya seperti Tika yang manis.
Sumber: Majalah Bobo, no.48 - 5 Maret 1988
0 comments:
Posting Komentar